Label

Selasa, 16 Juni 2015

Rumah Adat Laikas - Sulawesi Tenggara

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
RUMAH ADAT LAIKAS



Oleh :

Nama                             : Noldy Febby Inaldo
Npm                              : 58414005
Kelas                             : 1IA02



UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2014 – 2015


BAB 1
PENDAHULUAN
         Rumah Adat Laikas atau yang lebih dikenal dengan nama Malige merupakan rumah panggung yang berada di Sulawesi Tenggara. Rumah adat ini pada umumnya besar dan megah berbentuk empat persegi panjang layaknya istana sang raja. Hebatnya seluruh bangunan ini dibuat tanpa menggunakan bahan logam seperti paku, dan 100% menggunakan bahan kayu. Pada bagian atapnya menggunakan rumbai alang-alang dan nipah. Kolong bangunan rumahnya biasa digunakan untuk kandang ternak ayam dan babi.

Gambar 2 Tampak Depan Rumah Adat Laikas


BAB 2
TIPOLOGI BANGUNAN

           Laikas merupakan rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat berlindung masyarakat setempat. Rumah ini terdiri dari empat lantai. Lantai pertama tempat kediaman raja dan permasuri, lantai kedua untuk tempat tinggal,dan lantai ketiga tempat menyimpan barang pusaka, lantai empat untuk tempat bersemedi atau beribadah. Pada kiri-kanan lantai dua terdapat ruang tempat menenun kain yang disebut bone, bangunan tersebut tidak menggunakan paku melainkan pasak kayu atau serat kayu.


Gambar 2 4 Tingkat Rumah Adat Laikas

2.1            Filosofi
Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaanKonawe. Dahulu, masyarakat Tolaki umumnya merupakan masyarakat nomaden yang handal, hidup dari hasil berburu dan meramu yang dilaksanakan secara gotong-royong. Hal ini ditandai dengan bukti sejarah dalam bentuk kebudayaan memakan sagu, yang hingga kini belum dibudidayakan atau dengan kata lain masih diperoleh asli dari alam. Masakan asli Suku Tolaki sebelum beras adalah dalam bentuk sajian sinonggi.
2.2            Tradisi kehidupan suku tersebut
Kalo Sara merupakan peranti adat untuk upacara pernikahan hingga menyelesaikan pertikaian. Daun sirih dan pinang adalah lambang kehidupan, demikian tuturnya. Kain kafan berwarna putih, sekaligus mengingatkan bahwa kehidupan itu sebenarnya berakhir dengan kematian. Jadi selain bermakna kultural kain kafan itu juga spiritual. Sementara, tiga lilit rotan yang membentuk satu lingkaran tadi bermakna:agama, adat, dan negara.
2.3            Hubungan tipologi bangunan dengan filosofi hidup suku tersebut
Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kota kendari, Kabupaten konawe, Konawe Selaten, Konawe Utara, Kolaka dan Kolaka Utara. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunani Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari. Bagi orang Tolaki, padi-padian yang tumbuh di ladang menjadi makanan pokok, tetapi mereka juga menanam ubi jalar, tebu, aneka macam sayuran, tembakau, dan kopi. Selain itu ada pula makanan pokok yang berasal dari pohon sagu (tawaro) dan dikelola dengan cara memotong batang pohon sagu yang kemudian diiris isi dari batangnya setelah itu dilakukan Lumanda atau meratakan hasil irisan tersebut didalam tempat penampungan sehingga hasil dari proses semua itu akan menjadi sagu (tawaro)/Sinonggi (siap saji). Rumah mereka yang umumnya berbentuk rumah panggung tersebar diantara lahan-lahan yang telah dibuka. Rumah-rumah tersebut umumnya terbuat dari daun nipa yang dianyam dan memiliki atap yang tinggi. Perbedaan kelas sosial, dengan bangsawan atas, bangsawan bawah serta masayarakat biasa, masih dipegang teguh oleh kebanyakan komunitas di Sulawesi. Tiap kelas sosial biasanya memiliki cara bersikap mereka sendiri, diantara berbagai macam budaya dan tradisi. Wilayah dibagi menjadi desa, dan hak pemanfaatan lahan diatur oleh lembaga desa. Akan tetapi, lembaga tersebut pada akhirnya memegang kepemilikan atas lahan.

BAB 3
KEARIFAN LOKAL DALAM BANGUNAN
Sebagian dari masyarakat Tolaki masih tradisional dan menggantungkan hidupnya dari mengelola sumber daya alam.  Sampai saat ini suku Tolaki memiliki keyakinan dan tradisi untuk menjaga dan memelihara kelestarian hutan yang terus diwariskan ke anak cucu mereka. Pernyataan ini dimaknai dari pepatah ” mombiara pombahora ronga anahoma ano dungu opitu turuna” yang diartikan secara harfiah bahwa secara individu dan 2 kekeluargaan masyarakat adat Tolaki harus dapat memlihara dan melestarikan lingkungan alam yang dimilikinya sampai lapis ketujuh anak cucu mereka. Kearifan lokal masyarakat Tolaki yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah sistem perladangan dan pembukaan lahan dengan tradisi dan kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang mereka yang tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian hutan. Salah satu bentuk pranata pengelolaan sumberdaya hutan orang Tolaki yang masih berlaku adalah Monda’u. Pada tulisan ini, penulis akan menjelaskan rangkaian kegiatan Monda’u mulai dari kegiatan Monggiikii ando’olo hingga kegiatan molonggo.

BAB 4
KESIMPULAN
Laikas merupakan rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat berlindung masyarakat setempat. Rumah ini berbentuk empat persegi panjang layaknya istana sang raja. Seluruh bangunan ini dibuat tanpa menggunakan bahan logam seperti paku, dan 100% menggunakan bahan kayu. Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaanKonawe. Dahulu, masyarakat Tolaki umumnya merupakan masyarakat nomaden yang handal, hidup dari hasil berburu dan meramu yang dilaksanakan secara gotong-royong. Hal ini ditandai dengan bukti sejarah dalam bentuk kebudayaan memakan sagu, yang hingga kini belum dibudidayakan atau dengan kata lain masih diperoleh asli dari alam. Masakan asli Suku Tolaki sebelum beras adalah dalam bentuk sajian sinonggi.



DAFTAR PUSTAKA


(10/03/2015 (10.55))

(10/03/2015 (11.20))

(08/03/2015 (9.03))

(10/03/2015 (13.30))



Tidak ada komentar:

Posting Komentar